RSS

Minggu, 28 November 2010

About Confucius

Confucius adalah tokoh filsafat besar dari Cina. Beliau dilahirkan pada tahun 551 SM, pada hari ke-27 bulan lunar ke-8, tetapi hal tersebut masih dipertanyakan oleh para ahli sejarah. Confucius lahir di desa Chang Ping, Negara bagian Lu (Sekarang Chu-fu, propinsi Shandong) dengan nama Latin K’ung Futse. Beliau juga memiliki nama kecil Khung Chiu atau Zhong Ni. Di Asia Timur dan di Taiwan hari kelahiran Confucius, 28 September, diperingati sebagai hari guru. Dalam tubuh Confucius mengalir darah bangsawan Cina kuno.
Di usianya yang masih 3 tahun Confucius telah ditinggal mati oleh ayahnya dan pada saat beliau berumur 17 tahun ibunya meninggal dunia. Ketika Confucius hanya tinggal deng ibunya, merka hidup dalam kemiskinan. Kehidupan berkeluarganya dimulai saat beliau masih berumur 19 tahun dengan menikahi seorang gadis dari negara bagian Song. Pernikahannya dengan Yuan Guan tersebut dikaruniai seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan.
Pada usianya yang ke 15 tahun Confucius telah mempelajari banyak buku. Confucius tumbuh menjadi pemuda yang bijaksana, sopan, dan senang belajar. Beliau orang yang bekerja keras, pekerjaan yang pernah dikerjakannya antara lain, sebagai kepala pembukuan di lumbung padi, pengawas peternakan, dan mandor bangunan.
Confucius dikenal sebagai orang yang berhasil dalam bidang pendidikan. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk membangun kembali situasi dan kondisi bangsa Cina yang sedang dilanda krisis moral. Selain pernah menjadi pejabat negara, Confucius juga merupakan guru yang tekun mengajar tentang kesempurnaan dalam kehidupan individu dan masyarakat, yaitu berdasarkan pada keteguhan, kejujuran, dan adanya rasa tanggung jawab.
Confucius memiliki karakter yang low profile. Beliau selalu tenang dan tidak pernah khawatir. Sifat yang melekat pada dirinya adalah kesederhanaan, lemah, lembut, tekun, suka memberi contoh yang baik, ramah tamah, berbicara mantap dan cermat dalam bertindak. (Lasiyo, 1983 : 9-10).
Kegemarannya dalam belajar dibuktikan dengan perjalananya ke berbagai daerah untuk menimba ilmu. Beliau juga pernah belajar di Ibu Kota Negara, Zhou, dimana Beliau bertemu dan berdiskusi dengan Lau Zi. Confucius menguasai enam seni, yaitu tata-krama, musik, memanah, menunggang kuda, menulis huruf indah (kaligrafi) dan ilmu menghitung (aritmatika). Hingga saat ini belum diketahui siapa saja guru yang mengajar Confucius, tetapi yang pasti adaah beliau selalu mencari guru yang ahli saat menimba ilmu.
Sejarah (Shu), ungkapan-ungkapan (Shi), tata krama (Li) dan musik (Yue) adalah pokok-pokok yang dipelajari oleh Confucius sebelum diangkat menjadi gubernur distrik tengah Lu oleh bangsawan Ding. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Komisaris Polisi untuk menjaga ketertiban dan keamanan serta Menteri Kehakiman. Namun beliau mengndurkan diri karena merasa kecewa saat mengetahui bahwa alasan pengangkatannya adalah agar Confucius tidak berbuat macam-macam dan tetap diam bila mengerti sesuatu yang menyimpang dari kebenaran. Atasannya pun memberi kesaksian palsu agar beliau dikeluarkan dari pekerjaanya pada tahun 496 SM.
Setelah mengundurkan diri, Confucius banyak menerbitkan Kitab tentang Puisi (The Book of Poetry / Odes = She Cing), menggubah musik, dan menyusun tata krama kuno termasuk menulis dan menerbitkan Kitab Sejarah Musim Semi dan Gugur (Spring and Autumn Annals = Chuen Chiu). Selain itu Confucius juga banyak meluangkan diri untuk mengajar tiap murinya tanpa memandang kaya atau miskin.
Pada usia 67 tahun beliau kembali ke tempat kelahirannya untuk mengabadikan karya-karya klasik dengan cara menggubah bentuk karya tersebut. Dalam usianya yang ke 73 tahun Confucius meninggal dunia, tepatnya pada tahun 472 SM, bulan ke-4 tahun ke-16 dalam masa pemerintahan bangsawan Ai. 

Referensi:
Ebta. (2006, Juli). Pendidikan Nondiskriminatif Menurut Pandangan Confucius. Retrieved November 27, 2010, from Jurnal Mahasiswa Filsafat: http://jurnalmahasiswa.filsafat.ugm.ac.id/cin-11.htm
Lasiyo, 1982/1983, Confucius , Penerbit Proyek PPPT, UGM Yogyakarta
Tong, C. H. (2000). Confucianism in Chinese Culture. Kelana Jaya: Pelanduk.

Penulis:
1. Ari Hardiayana            (40420080004)
2. Vici G.H.                    (40420080028)

0 komentar:

Posting Komentar